1. Mengapa guru harus memahami perkembangan
peserta didik ?
Jawaban
:
sikap
yang harus dimiliki dan dilakukan guru, agar guru dapat mengetahui aspirasi
atau tuntutan peserta didik yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam
penyusunan program yang tepat bagi peserta didik, sehingga kegiatan
pembelajaran pun akan dapat memenuhi kebutuhan, minat mereka dan tepat
berdasarkan dengan perkembangan
mereka.
Beberapa dasar pertimbangan perlunya ”
memahami peserta didik ” sebagai berikut :
·
Dasar pertimbangan psikologis: bahwa suatu
kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai dengan minat, bakat,
kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta didik.
·
Dasar pertimbangan sosiologi: bahwa secara
naluri manusia akan merasa ikut serta memiliki dan aktif mengikuti kegiatan
yang ada.
2.
Jelaskan
aspek perkembangan yang dipahami guru !
Jawaban
:
A.
Aspek Perkembangan Kognitif
Perkembangan
kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan
pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Salah
satu tokoh yang penting yang mengkaji dan meneliti perkembangan kognitif anak
adalah Jean Piaget. Piaget menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya
kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi
juga berbeda secara kualitatif. Menurut penelitiannya tahap-tahap perkembangan
individu serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu.
Dengan demikian seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif
yang lebih lengkap dibandingkan ketika ia masih kecil. Piaget mengemukakan
empat tahapan kognitif anak yaitu tahap sensori-motor, pra-operasional,
operasional konkrit, dan operasional formal.
Tujuan
aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan
memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan
masalah tersebut.
B.
Aspek Perkembangan Fisik
Secara
umum, fisik berarti bentuk. Jadi perkembangan fisik adalah perkembangan
struktur tubuh manusia yang terjadi sejak dalam kandungan hingga ia dewasa atau
mencapai tingkat kematangan pertumbuhannya. Proses perubahannnya adalah menjadi
panjang (pertumbuhan vertikal) dan menjadi lebar (pertumbuhan horizontal) dalam
suatu proporsi bentuk tubuh.
Pertumbuhan
sebelum lahir dimulai sejak terjadinya pembuahan (fertilisasi) antara sel telur
dengan sel sperma yang kemudian berkembang menjadi embrio. Masa sebelum lahir
merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena
pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya
jaringan saraf yang membentuk sistem saraf yang paling lengkap. Kelahiran pada
dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis, masing-masing komponen biologi
telah mampu berfungsi secara mandiri.
Pertumbuhan
fisik setelah kelahiran yang akan menyempurnakan struktur dan fungsi dari fisik
peserta didik. Setiap bagian fisik seseorang atau individu akan terus mengalami
perubahan karena pertumbuhan, sehingga masing-masing komponen tubuh akan
mencapai tingkat kematangan untuk menjalankan fungsinya.
Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun
tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-sehari. Secara langsung
pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan anak dalam bergerak. Secara
tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan mempengaruhi
bagaimana ia memandang dirinya sendiri dan bagamana ia memandang orang lain.
Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh berbagai faktor,antara lain faktor
nutrisi yangtelah terasa pengaruhnya
sejak bayi belum lahir dan sesudah lahir, faktor perawatanyang menyangkut
perawatan fisik maupun psikis seperti kasih sayang atau cinta kasih.
C.
Aspek
Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan Psikomotorik dalam kamus
besar bahasa Indonesia psikomotor secara harfiah berarti sesuatu yang berkenaan
dengan gerak fisik yang berkaitan dengan proses mental. Perkembangan
psikomotorik adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui
kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf pusat, saraf tepi dan otot.
Perkembangan motorik meliputi dua tahapan yaitu motorik kasar dan motorik
halus. Kemampuan motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot
besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh
kematangan anak itu sendiri. Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang
berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi
mata-tangan.
D.
Aspek Perkembangan Afektif
Perkembangan
afektif mencakup emosi atau perasaan
yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
Emosi
adalah suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik
kegiatan kelenjar dan motoris. Emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang
dan berhubungan dengan kondisi afektifnya dengan tingkatan yang lemah maupun
yang kuat. Keadaan afektif yang dimaksud adalah perasaan-perasaan tertentu yang
dialami pada saat menghadapi suatu situasi tertentu, seperti rasa senang,
bahagia, benci, kangen, terkejut, tidak puas, tidak senang dan sebagainya.
Keadaan emosi pada setiap anak berbeda, kadang ada anak yang dapat mengontrol
sehingga emosinya tidak tercetus keluar dengan perubahan atau tanda-tanda
fisiknya.
E.
Aspek Perkembangan Sosial
Syamsu Yusuf menyatakan bahwa perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat
sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang
lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman
bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang
lain telah dirasakan sejak anak memasuki usia 6 bulan. Disaat itu mereka telah
mampu mengenal manusia lain terutama yang dekat dengan dirinya yaitu ibu atau
anggota keluarga yang lain. Anak mulai mampu membedakan arti senyum,
marah,tidak senang, terkejut, dan kasih sayang.
F.
Aspek Paedogogis.
Di dalam aspek ini dijelaskan bahwa
makhluk itu memerlukan pendidikan, atau bisa disebut animal educandum. Dalam
kenyataannya manusia dapat dikategorikan sebagai animal yang berarti binatang
yang dapat dididik. Sedangkan binatang pada umumnya tidak dapat dididik,
melainkan hanya dilatih secara dresser. Adapun manusia dengan potensi yang
dimilikinya dapat dididik dan dikembangkan ke arah yang diciptakan.
G.
Aspek Tauhid.
Menurut aspek ini manusia adalah
makhluk yang berketuhanan, menurut para ahli disebut homodivinous(makhluk yang
percaya adanya tuhan) atau dapat juga dikatakan sebagai homoriligius(makhluk
yang beragama).
3. Bagaimana kita melihat peserta didik
kita yang memiliki kepribadian yang
bagus dan alat apa yang digunakannya ?
Jawaban
:
1)
Pembiasaan
Pembiasaan ialah
latihan-latihan tentang sesuatu supaya menjadi biasa. Pembiasaan hendaknya
ditanamkan kepada anak-anak sejak kecil, sebab pada masa itu merupakan masa
yang paling peka bagi pembentukan kebiasaan. Pembiasaan yang ditanamkan kepada
anak-anak, itu harus disesuaikan dengan perkembangan jiwanya.
Pendidikan yang
diberikan kepada anak sejak kecil, merupakan upaya dalam rangka pembentukan
kepribadian yang baik. Hal ini, sebagaimana dikemukakan oleh M. Athiyah
al-Abrasy (1990:105-107) bahwa para filosof Islam merasakan betapa pentingnya
periode kanak-kanak dalam pendidikan budi pekerti, dan membiasakan anak-anak
kepada tingkah laku yang baik sejak kecilnya. Mereka ini semua berpendapat
bahwa pendidikan anak-anak sejak dari kecilnya harus mendapat perhatian penuh.
Kebiasaan Baik
dapat membentuk kepribadian Anak atau Kepribadian Siswa
Ibnu Qoyyim
Al-Jauzi, sebagaimana dikutip oleh M. Athiyah al-Abrasy (1990:107)
mengemukakan, bahwa pembentukan yang utama ialah waktu kecil, maka apabila
seorang anak dibiarkan melakukan sesuatu (yang kurang baik) dan kemudian telah
menjadi kebiasaannya, maka akan sukarlah meluruskannya. Tujuan utama dari
kebiasaan ini, adalah penanaman kecakapan-kecakapan berbuat dan mengucapkan
sesuatu agar cara-cara yang tepat dapat dikuasai oleh siterdidik yang
terimplikasi mendalam bagi pembentukan selanjutnya.
2)
Pembentukan minat dan sikap
Dalam taraf kedua
ini, pembentukan lebih dititikberatkan pada perkembangan akal (pikiran, minat,
dan sikap atau pendirian.). Menurut Ahmad D. Marimba (1989:88) bahwa
pembentukan pada taraf ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu:
a.
Formil
Pembentukan secara formil, dilaksanakan dengan latihan secara berpikir,
penanaman minat yang kuat, dan sikap (pendirian) yang tepat. Tujuan dari
pembentukan formil ini adalah:
1) Terbentuknya cara-cara
berpikir yang baik, dapat menggunakan metode berpikir yang tepat, serta
mengambil kesimpulan yang logis.
2) Terbentuknya minat yang
kuat, yang sejajar dengan terbentuknya pengertian. Minat merupakan
kecenderungan jiwa ke arah sesuatu karena sesuatu itu mempunyai arti bukan
karena terpaksa.
3) Terbentuknya sikap
(pendirian) yang tepat. Sikap terbentuk bersama-sama dengan minat. Sikap yang
tepat, ialah bagaimana seharusnya seseorang itu bersikap terhadap agamanya,
nilai-nilai yang ada di dalamnya, terhadap nilai-nilai kesulitan, dan terhadap
orang lain yang berpendapat lain.
b.
Materil
c.
Pembentukan materil sebenarnya telah dimulai
sejak masa kanak-kanak, jadi sejak pembentukan taraf pertama, namun barulah
pada taraf kedua ini (masa intelek dan masa sosial). Anak-anak yang telah cukup
besar dan mampu menepis mana yang berguna dan mana yang tidak, harusnya dilatih
berpikir kritis.
d.
Intensil
Pembentukan intensil yaitu pengarahan, pemberian arah, dan tujuan yang
jelas bagi pendidikan Islam, yaitu terbentuknya kepribadian muslim. Untuk
membentuk ke arah mana kepribadian itu akan dibawa, maka di samping pemberian
pengetahuan juga tentang nilai-nilai. Jadi, bukan hanya merupakan pemberian
perlengkapan, tetapi juga pemberian tujuan ke arah mana perlengkapan itu akan
dibawa. Pada segi lain, pembentukan intensil ini lebih progresif lagi, yaitu
nilai-nilai yang mengarahkan sudah harus dilaksanakan dalam kehidupan. Mungkin
masih dengan pengawasan orang tua, tetapi lebih baik lagi jika atas keinsyafan
sendiri.
3)
Pembentukan kerohanian yang luhur
Pada taraf ini,
pembentukan dititikberatkan pada aspek kerohanian untuk mencapai kedewasaan
rohaniah, yaitu dapat memilih, memutuskan, dan berbuat atas dasar kesadaran
sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab, kecenderungan ke arah berdiri sendiri
yang diusahakan pada taraf yang lalu, misalnya peralihan dari disiplin luar ke
arah disiplin sendiri, dari menerima teladan ke arah mencari teladan, pada
taraf ini diintensifkan.
4) Pada usia remaja sering terjadi masalah
,kenpa semua itu terjadi ?
Jawaban
:
Proses
perkembangan perilaku dan pribadi individu dipengaruhi oleh tiga faktor
dominan, yaitu faktor bawaan (heredity), kematangan (maturation), dan
lingkungan (environment). Ketiga faktor tersebut mungkin dapat menguntungkan
atau menghambat atau membatasi laju proses pekembangan tersebut. Perkembangan masa
remaja bergantung atas variasi salah satu atau beberapa ketiga faktor tersebut.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Masalah yang timbul bertalian dengan
perkembangan fisik dan psikomotorik, misalnya perkembangan ukuran tinggi dan
berat badan yang kurang proporsional dapat membuat ekses psikologis, perubahan
suara dan peristiwa menstruasi dapat juga menimbulkan gejala-gejala emosional,
dan matangnya organ-organ reproduksi.
·
Masalah yang timbul bertalian dengan
perkembangan bahasa dan perilaku kognitif, misalnya terjadi ketidakselarasan
antara keinginan atau minat seseorang dengan bakat khusus, sering membawa
kesulitan dalam memilih program, sehingga banyak kegagalan studi yang mungkin
bersumber pada pilihan yang kurang tepat.
·
Masalah yang timbul bertalian dengan pekembangan
perilaku sosial, moralitas dan keagamaan, misalnya keterikatan hidup dengan
gang yang tidak terbimbing mudah menimbulkan kenakalan remaja, konflik dengan
orang tua, dan melakukan perbuatan yang justru bertentangan dengan norma masyarakat
dan agama.
·
Masalah yang timbul bertalian dengan perilaku
afektif, konatif dan kepribadian, misalnya mudah digerakan untuk melampiaskan
ketegangan instutif emosionalnya meskipun ia tidak tahu maksudnya,
ketidakmampuan menegakan kata hatinya membawa akibat sukar terintegrasi dan
sintesis fungsi-fungsi psikofisiknya.
5) Upaya yang harus dilakukan oleh guru secara
prefentif !
Jawaban
:
·
Guru hendaknya memahami aspek-aspek psikis murid
dengan memiliki ilmu-ilmu tertentu antara lain: psikologi perkembangan, bimbingan
dan penyuluhan, serta ilmu mengajar (didaktik-metodik).
·
Mengintensifkan pelajaran agama dan mengadakan
tenaga guru agama yang ahli dan berwibawa serta mampu bergaul secara harmonis
dengan guru-guru umum lainnya.
·
Mengintensifkan bagian Bimbingan dan Penyuluhan
di sekolah dengan jalan mengadakan tenaga ahli atau menatar guru-guru untuk
mengelola bagian ini.
alus ko izin kopas lah
BalasHapus